
Tari
Pomonte adalah salah satu tari daerah yang telah merakyat di Provinsi
Sulawesi Tengah, yang merupakan simbol dan refleksi gerak dari salah
satu kebiasaan gadis-gadis suku Kaili pada zaman dahulu dalam menuai
padi, yang mana mayoritas penduduk suku Kaili adalah hidup bertani.
Tari Pomonte telah dikenal sejak tahun 1957 yang di ciptakan oleh
seorang seniman besar, putra asli Sulawesi tengah yaitu (alm) Hasan. M.
Bahasyuan, beliau terinspirasi dari masyarakat Sulawesi Tengah yang
agraris. Tari Pomonte melambangkan sifat gotong-royong dan memiliki
daya komunikasi yang tinggi, hidup dan berkembang ditengah masyarakat
yang telah menyatu dengan budaya masyarakat itu sendiri. Kata POMONTE
berasal dari bahasa Kaili Tara ; - PO artinya = Pelaksana - MONTE
artinya = Tuai (menuai) - POMONTE artinya = Penuai Tari Pomonte
menggambarkan suatu kebiasaan para gadis-gadis suku Kaili di Sulawesi
Tengah yang sedang menuai padi pada waktu panen tiba dengan penuh suka
cita, yang dimulai dari menuai padi sampai dengan upacara kesyukuran
terhadap sang Pencipta atas keberhasilan panen. Dan sebelum menuai
setiap pekerjaan didahului oleh seorang Penghulu yang dalam bahasa
Kaili disebut TADULAKO. TADULAKO pada tarian ini berperan sebagai
pengantar rekan-rekannya mulai dari menuai, membawa padi kerumah,
membawa padi ke lesung, menumbuk padi, menapis serta membawa beras ke
rumah yang kemudian disusul dengan upacara selamatan yakni No’rano,
Vunja, Meaju dan No’raego mpae yang merupakan suatu kebiasaan yang
dilakukan pada upacara panen suku Kaili di provinsi Sulawesi Tengah.
Tari Pomonte memiliki daya pikat yang kuat karena dalam penampilannya
mampu menimbulkan suasana gembira terhadap penonton, baik dalam gerak
maupun lagu yang dinyanyikan dalam berhasa daerah yaitu bahasa Kaili,
sehingga tari Pomonte dapat dimengerti langsung oleh yang menyaksikannya
khususnya masyarakat di lembah Palu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar